Minggu, 14 Desember 2014

LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG II

LAPORAN KEGIATAN
PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG II
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 7 MALANG









LAPORAN



Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan
Penyelesaian Program Magang




Oleh
DESI WULANSARI
201210070311166












FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan Magang II yang insyaallah mendapatkan rahmat-Nya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini, antara lain kepada :
1.      Dra. Thathit Manon Andini, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Magang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2.      Drs. Supriyono, M.Si selaku Kepala Sekolah SMAN 7 Malang.
3.      Dra. Hj. Elly Udiarti, M.Si selaku Guru Pembimbing Magang, yang juga telah banyak memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga pelaksanaan magang dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
4.      Kepada Bapak dan Ibu Guru SMAN 7 Malang yang telah membantu dalam proses kegiatan magang.
5.      Kepada teman-teman program Magang II SMAN 7 Malang yang telah membantu saya dalam penyelesaian laporan.
6.      Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik itu untuk pelaksanaan magang maupun dalam penyelesaian Laporan
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.


  Malang , 19 November 2014

    
 Desi Wulansari

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................     i        
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................     ii
KATA PENGANTAR..............................................................................    iii
DAFTAR ISI..............................................................................................    iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................     v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................    vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................  1
1.2 Manfaat Program Magang II...................................................... 4
1.3  Materi Program Magang II......................................................... 5
1.4  Profil sekolah mitra..................................................................... 6
BAB II TEMUAN HASIL MAGANG II
2.1 Kurikulum sekolah mitra............................................................. 8
2.2 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Mitra....... 16
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan................................................................................. 25
3.4 Saran.......................................................................................... 25
LAMPIRAN............................................................................................ 26


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM) sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) terikat oleh kebijakan pendidikan nasional dibidang kurikulum. Kebijakan kurikulum baru untuk LPTK mensyaratkan bahwa institusi pendidikan harus menetapan profil lulusan. Profil lulusan tersebut akan menentukan rumusan capaian pembelajaran (learning outcome). Penetapan capaian pembelajaran harus mengacu pada market signal dan standar kompetensi. Standar kompetensi bagi lulusan haruslah sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Dengan pertimbangan tersebut maka capaian pembelajaran lulusan FKIP UMM akan menjadi dasar pengembangan keahlian sesuai dengan strata keahlian profesi, yaitu guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama.
Pasal 1 ayat (1) PP NO. 74/2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sejalan dengan pernyataan itu, seorang guru harus memiliki kompetensi yang diharapkan yaitu dapat melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya sebagai guru profesional, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi ini disiapkan melalui pendidikan akademik dan pendidikan profesi.
Salah satu prinsip pembelajaran dalam rangka pembentukan keterampilan, pengembangan pengetahuan, dan peneguhan sikap dalam pendidikan akademik versi LPTK adalah belajar dengan berbuat. Magang adalah pembelajaran dengan berbuat, sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seiring dengan kebijakan pendidikan nasional yang telah merekomendasikan program magang sebagai bagian dari kurikulum LPTK di Indonesia, maka FKIP UMM juga telah mengadaptasikan diri. FKIP UMM telah merancang dan menetapkan program magang sebagai bagian integral kurikulum yang dilaksanakan secara berjenjang, yaitu Magang I, Magang II, dan Magang III. Setiap program magang dilaksanakan dengan waktu dan tujuan yang berbeda. Masing-masing program magang memiliki bobot SKS sebagai berikut magang I berbobot 1 SKS, magang II berbobot 1 SKS, dan magang III berbobot 2 SKS. Kegiatan magang ini dilaksanakan pada komunitas sekolah, sedangkan pembimbingannya dilakukan oleh Dosen Pembimbing Magang (DPM) dan Guru Pembimbing Magang (GPM) di sekolah yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan.
Setiap program magang memiliki tujuan yang berbeda. Magang I bertujuan membangun landasan jati diri pendidik dan memantapkan kompetensi akademik kependidikan. Magang II bertujuan memantapkan kompetensi akademik kependidikan yang berkaitan dengan kompetensi akademik bidang studi dan memantapkan kemampuan awal guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Magang III bertujuan memberikan pengalaman awal tambahan sesuai dengan kewenangan tambahan yang akan diberikan kepada calon guru. Oleh karena itu, program magang ini merupakan bagian tak terpisahkan bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam memperoleh kompetensi akademik.    Teknis program magang tertuang dalam suatu buku pedoman. Buku pedoman magang ini diharapkan dapat menjadi acuan atau rambu-rambu dalam menjalankan program magang bagi mahasiswa FKIP UMM peserta matakuliah magang. Selain itu, buku pedoman juga menjadi acuan bagi pihak sekolah (pihak terkait) tempat dilaksanakannya program magang.

Tujuan Program Magang
            Secara umum, program magang bertujuan untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional mahasiswa sebagai calon pendidik. Namun secara khusus program magang bertujuan khusus sebagai berikut.
Program magang II bertujuan memantapkan kompetensi akademik   kependidikan dan kaitannya dengaan kompetensi akademik bidang studi dan mentetapkan kemampuan awal calon gru dalam mengembangkan pernagkat pembelajaran melalui:
1.      Penelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru;
2.      Penelaah strategi pembelajaran;
3.      Penelaah sistem evaluasi;
4.      Perancangan RPP
5.      Pengembangan media pembelajaran;
6.      Pengembangan bahan ajar; dan
7.      Pengembangan perangkat evaluasi;


1.2   Manfaat Program Magang II
Program magang ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, sekolah tempat magang, dan FKIP UMM. Semua itu dijabarkan sebagai berikut.
1.      Manfaat bagi Mahasiswa
   Mahasiswa diharapkan:
1.    mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman di bidang manajemen dan kultur sekolah;
2.    mendapatkan pengalaman melalui pengamatan terhadap proses membangun kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial di sekolah;
3.    mendapatkanpengalaman dan penghayatan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas;
4.    memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah;
5.    memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah;
6.    memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah; dan
7.    memberi kesempatan untuk dapat berperan sebagai motivator, fasilitator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver.
2. Manfaat bagi Sekolah Tempat Magang
        Sekolah tempat magang diharapkan:
1.    menciptakankerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah tempat magang dengan FKIP UMM;
2.    memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon guru yang berdedikasi dan profesional; dan
3.    mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah.
3. Manfaat bagi FKIP UMM
         FKIP UMM diharapkan:
1.    mendapatkan informasi tentang manajemen dan kultur sekolah;
2.    mendapatkan informasi tentang proses membangun kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial di sekolah;
3.    mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran di kelas;
4.    mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja;
5.    membangun sinergitas antara sekolah dengan FKIP UMM dalam mempersiapkan lulusan yang bermutu;
6.    mendapatkan umpan-balik tentang kompetensi akademik mahasiswa FKIP UMM; dan
7.    membina jaringan kerjasama dengan sekolah tempat magang dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan masyarakat.
1.3          Materi Program Magang II
1.          Penelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru;
2.          Penelaah strategi pembelajaran;
3.          Penelaah sistem evaluasi;
4.          Perancangan RPP
5.          Pengembangan media pembelajaran;
6.          Pengembangan bahan ajar; dan
7.          Pengembangan perangkat evaluasi;

1.4  Profil Sekolah Mitra
Nama sekolah   : SMAN 7 Malang
Alamat              : Jln. Cengger Ayam 1/14 Lowokwaru-Malang-Jawa                                                  Timur – 65141 Telp. 0341-495256 | Fax. 0341-408988
Website            : http: //www.sman7malang.sch.id
Kode pos          : 65141

Visi:
Terpuji dalam Citra Unggul dalam Prestasi dan Berbudaya Lingkungan
Misi:
Saptacitra Sabhatansa (Tujuh Cita-Cita)
1.      Meningkatkan kepribadian dan akhlak mulia serta kecintaan terhadap tanah air.
2.       Meningkatkan Prestasi di bidang akademik dan non akademik.
3.      Mengintegrasikan konsep pengelolaan lingkungan hidup pada semua kegiatan pembelajaran.
4.      Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, sehat, nyaman dan rindang.
5.      Melastarikan dan membudayakan keragaman hayati di lingkungan sekolah.
6.      Melakukan gerak nyata pengurangan pencemaran lingkungan sekolah dan dilingkungan yang lebih luas.
7.      Pemanfaatan dan pengembangan energi yang ramah lingkungan.

Slogan/motto: Sabtansa-Kata Sabtansa kepanjangan dari Sabar Tansah Trisna (Berjiwa  sabar dan senantiasa saling mencintai).





BAB II
TEMUAN HASIL MAGANG II
2.1  Kurikulum sekolah mitra
2.1.1        Penelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. 
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.  Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
A.  Tantangan internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan  perkembangan penduduk indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
B.  Tantangan eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di world trade organization (wto), association of southeast asian nations (asean) community, asia-pacific economic cooperation (apec), dan asean free trade area (afta). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan indonesia di dalam studi international trends in international mathematics and science study (timss) dan program for international student assessment (pisa) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan timss dan pisa. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di timss dan pisa tidak terdapat dalam kurikulum indonesia.

C.  Penyempurnaan pola pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1)   Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2)   Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3)   Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 
4)   Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
5)   Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
6)   Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7)   Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8)   Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9)   Penguatan pola pembelajaran kritis.

D.  Penguatan tata kelola kurikulum
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
1)   Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2)   Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3)   Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
E.   Penguatan materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
1.    Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
2.    Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3.    Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
4.    Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5.    Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
6.    Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah terdiri atas:
a.    Kerangka dasar kurikulum;
b.    Struktur kurikulum;
c.    Silabus; dan
d.   Pedoman mata pelajaran.
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti terdiri atas:
a.    Kompetensi inti sikap spiritual;
b.    Kompetensi inti sikap sosial;
c.    Kompetensi inti pengetahuan; dan
d.   Kompetensi inti keterampilan.
Penggunaan kurikulum 2013 di SMA N 7 Malang hanya diterapkan pada kelas X dan kelas XI. Sedangkan pada kelas XII kurikulum yang di pakai ialah kurikulum KTSP. Karena kelas XII merupakan masa peralihan dari kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013. Struktur kurikulum pendidikan menegah terlampir dalam struktur kurikulum 2013.
Perangkat pembelajaran merupakan suatu perangkat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi siswa untuk berpatisipasi aktif Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), modul.
1)        Silabus
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber Belajar. Langkah-langkah pengembangan silabus (Trianto, 2010: 99)
a.    Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran.
b.    Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran.
c.    Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi.
d.   Menentuan Jenis Penilaian.
e.    Menentukan Alokasi Waktu.
f.     Menentukan Sumber Belajar.
2)        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran unutk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
3)        Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indicator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Fungsi LKS yaitu:
a.    Meminimalkan peran guru, tetapi memaksimalkan peran siswa.
b.    Memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan.
c.    Ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
d.   Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
4)        Modul
Andi Prastowo (2011: 106) mengemukakan bahwa modul adalah suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang dalam kegiatan belajar mengajar.
Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen seperti: format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan konsisten.



2.2  Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Mitra
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan. Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.    Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2.    Partisipasi aktif peserta didik.
3.    Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4.    Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5.    Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6.    Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7.    Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8.    Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
            Komponen-komponen Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) standar proses No 65 Th 2013.
1.      Identitas sekolah
2.      Identitas mata pelajaran
3.      Kelas/semester
4.      Materi pokok
5.      Alokasi waktu
6.      Tujuan pembelajaran
7.      Kompetensi dasar dan indicator pencapaian kompetensi
KD – KI 1
KD – KI 2
KD – KI 3
            Indikator…….
            Indikator…….
KD – KI 4
            Indikator…….
            Indicator…….
8.      Materi pembelajaran
9.      Alokasi waktu
10.  Metode pembelajaran
11.  Media pembelajaran
12.  Sumber belajar
13.  Langkah-langkah pembelajaran
14.  Penilaian hasil pembelajaran
      Berdasarkan hasil pengamatan RPP yang telah dibuat oleh guru SMAN 7 Malang mata pelajarn Biologi kelas XI sudah sesuai dengan komponen-komponen Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) standar proses No 65 Th 2013 di atas. memuat identitas sekolah (sekolah, matapelajaran, Kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu), Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran metode pembelajaran, media, alat,sumber pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran (pendahuluan, kegiatan inti, dan penup), penilaian (jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen dan instrumen, pedoman penskoran).
            Contoh RPP terlampir.
2.2.1        Penelaah Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelaaran, yang pada akhirnya pembelajaran dapat dikuasainya pada akhir kegiatan belajar.
Metode pembelajaran adalah cara/prosedur yang digunakan guru untuk mencapi tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implemetatif. Metode yang dipilih oleh masing-masing guru bias sama, tetapi teknik pencapiannya yang berbeda-beda.
a.      Strategi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran
Dalam pengamatan kami strategi yang digunakan guru sesuai dengan tujuan yang akan di capai misalnya dalam pembelajaran Biologi strategi yang diguanakan adalah model discovery learning. Dengan model ini siswa di kelompokan  dalam dua kelompok, masing-masing kelompok mempunyai anggota 3 orang. Setelah itu siswa mendiskusikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
Hal ini dilakukan guru agar siswa bisa aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran pun berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai indikator atau tujuan pembelajaran.
b.      Strategi yang digunakan guru dengan materi pembelajaran yang digunakan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dikelas XI pada pelajaran Biologi dengan materi tentang Sistem Peredaran Darah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa menggunakan strategi atau metode ceramah, diskusi, belajar kelompok, visual, pemecahan masalah. Metode-metode sangat sesuai dengan materi pembelajaran karena dengan menggunakan metode ini bias dengan mudah membantu siswa dalam memahami pembelajaran yang disampaikan. Selain itu metode ini bias membuat siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam belajar.
Dalam pembelajarn tentang materi Sistem Peredaran Darah siswa terlebih dahulu siswa terlebih dahulu menonton tayangan video dari guru, kemudian mereka dibagi kedalam beberapa kelompok dan guru memberikan sebuah fenomena permasalahan siswa diminta untuk membuat pertanyaan terkait fenomena yang disajikan oleh guru. Dengan metode ini siswa lebih mudah untuk berpartisipasi dalam menyumbangkan ide dan gagasan dalam membuat pertanyaan.
c.       Tujuan, materi dengan metode yang digunakan oleh guru
Tujuan adalah kompoen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran yang lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Semua komponen itu harus bersesuaian dan digunakan untuk mencapai tujuan seefesien mungkin. Bila salah satu kompenen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada  matapelajaran Biologi kelas XI di SMA N 7 Malang metode yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan RPP yang di buat. Guru menyesuaikan metode yang digunakan dengan jumlah siswanya, yaitu metode diskusi, ceramah, pemecahan masalah., Tanya jawab. metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
d.      Alat peraga yang digunakan oleh guru dengan materi dan tujuan
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Media pembelajaran yang di pakai oleh guru mata pelajaran Biologi di SMA N 7 Malang sesuai dengan materi yang sedang di ajarkan. Meliputi LCD, laptop, charta, torso, herbarium, yang mendukung dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran IPA saat penting untuk mendukung proses belajar siswa.
Foto media yang digunakan oleh guru Biologi SMA N 7 Malang dapat dilihat pada lampiran.
2.2.2        Penelaah sistem evaluasi
 Pada kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relative setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran Biologi dengan suatu model diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai.
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada RPP mata pelajaran Biologi kelas XI Semester 1 di SMA N 7 Malang  kegiatan penilaian terlihat pada tabel:

Macam penilaian
Teknik penilaian
Bentuk instrumen
Keterangan instrumen
Kisi-kisi
Sikap spiritual
Tes
Soal uraian
Lembar soal uraian
Terlampir
Sikap sosial
Non tes
Observasi
Lembar obsevasi
Terlampir
Pengetahuan
Tes
Pilihan ganda
Lembar pilihan ganda
Terlampir
Keterampilan
Non tes
Observasi
Lembar observasi
Terlampir

Tabel 1.1 Kegiatan penilaian
Berdasarkan hasil pengamatan yang  kami lakukan di SMA N 7 Malang  pada mata pelajaran Biologi kelas XI Semester 1 Kami menemukan bahwa evaluasi yang digunakan guru dengan tujuan pembelajaran adalah evaluasi tes, non tes, dan penugasan. Evaluasi ini lebih dipilih guru karena sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada. Oleh karena itu kami menyimpulkan bahwa evaluasi yang diadakan guru berdasarkan tujuan  pembelajaran ini sudah sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurikulum. Selain itu juga, evaluasi ini bisa memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik itu sebagai penyampai materi pelajaran maupun sebagai siswa yang menerima pelajaran.

2.2.3        Pengembangan media pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media pembelajar dapat menjadi sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film,video, dsb. Dengan adanya media pembelajaran dapat menjadi sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk tekhnologi perangkat keras.
Media pembelajaran yang di pakai oleh guru mata pelajaran Biologi kelas XI Semester 1 di SMA N 7 Malang sesuai dengan materi yang sedang di ajarkan. Meliputi LCD, laptop, charta  dan banyak media lain yang dibuat oleh guru untuk mendukung dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran Biologi  saat penting untuk mendukung proses belajar siswa.
2.2.4        Pengembangan bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksnakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan  belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas.
Bahan ajar yang digunakan guru Biologi di SMA N 7 Malang berupa buku teks paket, LKS, modul maupun handout. Bahan ajar ini membantu siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengembahan bahan ajar di sekolah perlu memperhatikan karakteristik siswa dan kebutuhan siswa sesuai kurikulum. Yaitu menuntut adanya partisipasi dan aktivasi siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Pengembangan lembar kegiatan siswa menjadi salah satu alternative bahan ajar yang akan bermanfaat bagi siswa menguasai kompetensi tertentu.
2.2.5        Pengembangan perangkat evaluasi
Dalam mengetahui tingakat pemahaman siswa perlu diadakan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar ini dapat disebut juga sebagai evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu komponen yang yang harus di capai guru dan siswa untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Evaluasi dapat mencakup penilaian Kompetensi Inti sikap spiritual, Kompetensi Inti sikap social, Kompetensi Inti pengetahuan dan Kompetensi Inti keterampilan.
Pengembangan yang dapat dilakukan dalam evaluasi dapat berupa lembar pengamatan sikap dan rubric penilaian, tes penialaian kinerja untuk mendiskripkan materi, tes uraian. Perangkat yang dapat digunakan dapat mecakup media pembelajaran yang digunakan oleh guru.



BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
            Dari hasil observasi yang dilakukan dalam program magang 2 ini hasil yang diharapkan dalam pengamatan ketujuh aspek tersebut terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pengamatan yang telah dilakukan selama 6 hari di SMAN 7 Malang Alhamdulillah dapat dijalankan dengan lancar. SMAN 7 Malang adalah salah satu sekolah menengah atas ungulan di Malang yang memiliki kultur sekolah yang berbeda dari sekolah lainnya Berjiwa  sabar dan senantiasa saling mencintai.
1.2  Saran
Dengan terlaksananya program Magang 2 ini diharapkan kami bisa memahami dan mengaplikasikannya dalam program selanjutnya. Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami telah menyelesaikan laporan Magang 2 dengan sebaik-baiknya meski jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.


LAMPIRAN
1.      Foto media yang pernah digunakan oleh guru Biologi SMAN 7 Malang dalam proses pembelajaran.
  
















l





2








2.      Foto buku yang pernah digunakan oleh guru Biologi SMAN 7 Malang dalam proses pembelajaran.


3.      Foto metode yang pernah digunakan oleh guru Biologi SMAN 7 Malang dalam proses pembelajaran. Ada metode visual berupa video, ceramah, diskusi , Tanya jawab, belajar kelompok,dan diskusi sebagai penguatan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Desi Wulansari Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang