MAKALAH
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan
Dibina
oleh Dr. Lud Waluyo, Drs., M.Kes.
Disusun
Oleh :
Dewi Rosita (201210070311145)
Yana
Ismiarti (201210070311157)
Fithri
Wening Sasmita (201210070311163)
Desi
Wulansari (201210070311166)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kesehatan Masyarakat ini tepat pada
waktunya. Selain itu juga kami ucapkan terima kasih kepada:
1.
Yang terhormat Bapak Dr. Lud
Waluyo, Drs., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan.
2.
Teman-teman seperjuangan
khususnya Biologi kelas 5 D yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang
telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan
yang terdapat pada makalah ini sebagai
akibat dari keterbatasan dari pengetahuan kami. Sehubungan dengan hal tersebut,
kami akan selalu membuka diri untuk
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Malang,
09 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah....................................................................... 2
C.
Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengantar Kesehatan Masyarakat................................................ 3
B.
Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak................................................. 7
C.
Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular.................... 12
D.
Hygiene Dan
Sanitasi Lingkungan.............................................. 13
E.
HIPERKES (Higiene Perusahaan, Kesehatan Dan
Keselamata
Kerja) ........................................................................................ 17
F.
Hubungan Kesehatan Dengan Perilaku Kesehatan..................... 20
G.
Epidemologi Dalam Kesehatan Masyarakat...............................
22
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................ 29
B.
Saran ......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kesehatan merupakan bagian penting dari
kesejahteraan masyarakat. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia disamping sandang, pangan, dan papan. Dengan berkembang nya pelayanan
kesehatan saat sekarang ini, memahami etika kesehatan merupakan bagian dari
kesejahteraan masyarakat. Memahami etika kesehatan merupakan tuntutan yang
dipandang semakin perlu, karena etika kesehatan membahas tentang tata susila
dokter dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan pasien.
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan
seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui
pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, pendidikan kesehatan dan sebagainya (Winslow, 1920). Meskipun
batasan kesehatan masyarakat (public health) ini sudah dirumuskan oleh Winslow
seabad yang lalu, namun sampai saat ini batasan tersebut masih relevan. Inti
dari rumusan masalah ini adalah kesehatan masyarakat mempuyai dua aspek, yakni
: keilmuan (science), teori dan seni (art), atau aplikasinya.
Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat
bukan hanya berbicara atau berteori tentang penyakit dan penyebarannya
(epidemiologi), tentang gizi makanan, tentang kesehatan lingkungan, tentang
ilmu perilaku dan pendidikan, tetapi juga bagaimana aplikasi atau penerapan
teori-teori tersebut dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan masyarakat dalam
rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
- Bagaimana
pengantar kesehatan masyarakat?
- Bagaimana
upaya kesehatan ibu dan anak?
- Bagaimana
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular?
- Bagaimana
hygiene dan sanitasi lingkungan?
- Bagaimana
HIPERKES (Higiene perusahaan, kesehatan dan keselamata kerja)?
- Bagaimana
hubungan kesehatan dengan perilaku kesehatan?
- Bagaimana
epidemologi dalam kesehatan masyarakat?
C.
Tujuan
- Dapat menjelaskan
pengantar kesehatan masyarakat
- Untuk mengetahui
upaya kesehatan ibu dan anak
- Untuk mengetahui
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
- Untuk mengetahui hygiene
dan sanitasi lingkungan
- Untuk mengetahui
HIPERKES (Higiene perusahaan, kesehatan dan keselamata kerja)
- Untuk mengetahui
hubungan kesehatan dengan perilaku kesehatan
- Untuk mengetahui
Epidemologi dalam kesehatan masyarakat
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengantar
Kesehatan Masyarakat
- Definisi
Kesehatan Masyarakat
Sudah banyak ahli kesehatan membuat
batasan kesehatan masayarakat. Secara kronologis batasan-batasan kesehatan
masyarakat mulai dengan batasan yang sangat
sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat
diringkas seperti berikut ini. Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan adalah upaya-upaya
untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata
lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan
meningkatkan sanitasi lingkungan
merupakan kegiatan kesehatan masyarakt. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan
diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi,
kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam
masyarakat melalui perbaikan sanitasi
lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
- Ruang
Lingkup Kesehatan Masyarakat
Seperti disebutkan diatas bahwa kesehatan
masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai ilmu, kesehatan
masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu
bio-medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan ilmu, maka
disiplin ilmu yang mendasri ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga
sampai pada saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat
antara lain, mencakup: ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu fisika,
ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan
sebagainya.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang
menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama
ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain:
a. Epidemiologi
b. Biostatistik/statistik
kesehatan
c. Kesehatan
lingkungan
d. Pendidikan
kesehahtan dan ilmun perilaku
e. Administrasi
kesehatan masyarakat
f. Gizi
masyarakat
g. Kesehatan
kerja.
Masalah kesehatan masyarakat adalah
multi kausal maka pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu,
kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai bentanngan yang
luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah
penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik,
mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan
(fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya:
pembebrsihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan, perbaikan
gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja,
pengelolaan sampah dan air limbah, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum,
pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat
dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehahtan masyarakat antara
lain:
a. Pemberantasan
penyakit, baik menular maupun tidak menular.
b. Perbaikan
sanitasi lingkungan.
c. Perbaikan
lingkungan pemukiman.
d. Pemberantasan
vektor.
e. Pendidikan
(penyuluhan) kesehatan masyarakat.
f. Pelayanan
kesehatan ibu dan anak.
g. Pembinaan
gizi masyarakat.
h. Pengawasan
sanitasi tempat-tempat umum.
i.
Pengawasan obat dan
minuman.
j.
Pembinaan peran serta
masyarakat, dan sebagainya.
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesehatan Masyarakat
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat, yaitu: faktor :
a. Perilaku
b. Lingkungan
c. Keturunan
d. Pelayanan
Kesehatan.
Dari ke 4 faktor di atas ternyata
pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh pengaruh faktor lingkungan,
pelayanan kesehatan dan keturunan.Ke empat faktor di atas sangat berkaitan dan
saling mempengaruhi.
Perilaku sehat akan menunjang
meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit
berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat
menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung,
darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain lain. Perilaku /
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari
penyakit saluran cerna seperti mencret mencret dan lainnya.
Saat ini pemerintah telah berusaha
memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu
upaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun
Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan
rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit rumah sakit baru di
setiap kabupaten / kota.
Upaya meningkatkan akses ke fasilitas
pelayanan kesehatan masyarakat secara langsung juga dipermudah dengan adanya
program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu.
Program ini berjalan secara sinergi dengan program pemerintah lainnya seperti
Program bantuan langsung tunai (BLT), Wajib Belajar dan lain lain.
Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan
kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka pemerintah
melaksanakan program jaga mutu.Untuk pelayanan di rumah sakit program jaga mutu
dilakukan dengan melaksanakan akreditasi rumah sakit.
Ke 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat di atas tidak berdiri sendiri sendiri, namun saling
berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus dilaksanakan secara
simultan dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat
komprehensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup upaya
preventif/ promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dengan berbagai upaya di atas,
diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi, dan pelaksana pembangunan
dapat dilaksanakan untuk meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat.
B.
Upaya
Kesehatan Ibu dan Anak
1. Pengertian Program KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak)
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat
dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon
genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan
informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta
pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing
kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di
saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas
tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap berperan
dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari bambang, 1986, h.9)
2. Tujuan Program KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak)
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
a.
Meningkatnya kemampuan ibu
(pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan
keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
b.
Meningkatnya upaya pembinaan
kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga,
paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman
Kanak-Kanak atau TK.
c.
Meningkatnya jangkauan pelayanan
kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu
meneteki.
d.
Meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.
e.
Meningkatnya kemampuan dan peran
serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran
ibu dan keluarganya.
3. Prinsip Pengelolaan Program KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak)
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan
dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :
a.
Peningkatan pelayanan antenatal
di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang
setinggi-tingginya.
b.
Peningkatan pertolongan
persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga
professional secara berangsur.
c.
Peningkatan deteksi dini resiko
tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader
dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
d.
Peningkatan pelayanan neonatal
(bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang
setinggi tingginya.
4. Pelayanan dan Jenis Indikator KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak)
a.
Pelayanan antenatal :
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Standar
minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
1)
Timbang berat badan dan ukur
tinggi badan
2)
Ukur Tekanan darah
3)
Pemberian
Imunisasi TT lengkap
4)
Ukur Tinggi fundus uteri
5)
Pemberian Tablet zat besi minimal
90 tablet selama kehamilan.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali
selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama,
minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
b.
Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan
kepada masyarakat:
1)
Tenaga profesional : dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat.
2)
Dukun bayi : Terlatih ialah dukun
bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan yang dinyatakan
lulus. Tidak terlatih ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
c.
Deteksi dini ibu hamil berisiko :
Faktor risiko
pada ibu hamil diantaranya adalah :
1)
Primigravida kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun .
2)
Anak lebih dari 4
3)
Jarak persalinan terakhir dan
kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
4)
Tinggi badan kurang dari 145 cm
5)
Berat badan kurang dari 38 kg
atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
6)
Riwayat keluarga mendeita kencing
manis, hipertensi dan riwayat cacat kengenital.
7)
Kelainan bentuk tubuh, misalnya
kelainan tulang belakang atau panggul.
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan
penyimpangan dan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian
ibu maupun bayi . Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :
1)
Hb kurang dari 8 gram %
2)
Tekanan darah tinggi yaitu
sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg
3)
Oedema yang nyata
4)
Eklampsia
5)
Perdarahan pervaginam
6)
Ketuban pecah dini
7)
Letak lintang pada usia kehamilan
lebih dari 32 minggu.
8)
Letak sungsang pada primigravida
9)
Persalinan prematur
10)
Kehamilan ganda
11)
Janin yang besar
12)
Penyakit kronis pada ibu antara
lain Jantung,paru, ginjal.
13)
Riwayat obstetri buruk, riwayat
bedah sesar dan komplikasi kehamilan.
Risiko tinggi pada neonatal meliputi :
1)
BBLR atau berat lahir kurang dari
2500 gram
2)
Bayi dengan tetanus neonatorum
3)
Bayi baru lahir dengan asfiksia
4)
Bayi dengan ikterus neonatorum
yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
5)
Bayi baru lahir dengan sepsis
6)
Bayi lahir dengan berat lebih
dari 4000 gram
7)
Bayi preterm dan post term
8)
Bayi lahir dengan cacat bawaan
sedang
9)
Bayi lahir dengan persalinan
dengan tindakan.
d.
Indikator pelayanan kesehatan ibu
dan bayi
Terdapat 6
indikator kinerja penilaian standar pelayanan minimal atau SPM
untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang wajib dilaksanakan
yaitu :
Cakupan Kunjungan ibu hamil K4
1)
Pengertian :
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak
dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar
5T dengan frekuenasi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat
trimester 1 minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali
dan trimester III minimal 2 kali . Standar 5 T yang dimaksud
adalah :
a)
Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat
badan
b)
Pemeriksaaan atau pengukuran
tekanan darah
c)
Pemeriksaan atau pengukuran
tinggi fundus
d)
Pemberian imunisasi TT
e)
Pemberian tablet besi
2)
Definisi operasional
Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh ANC sesuai standar K4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dengan penduduk sasaran ibu hamil
3)
Cara perhitungan
Pembilang adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoelh pelayanan ANC sesuai standar K 4 disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
4)
Sumber data :
a)
Jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4 diperoleh dari catatan register
kohort ibu dan laporan PWS KIA.
b)
Perkiraan penduduk sasaran ibu
hamil diperoleh dari Badan Pusat Statistik atau BPS kabupaten atau
propinsi jawa timur.
5)
Kegunaan
a)
Mengukur mutu pelayanan ibu hamil
b)
Mengukur tingkat keberhasilan
perlindungan ibu hamil melalui pelayanan standar dan paripurna. Jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4 Perkiraan penduduk
c)
Mengukur kinerja petugas
kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan ibu hamil
C.
Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Menular
1. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
2. Pengadaan
alat fogging dan bahan-bahan fogging
3. Pengadaan
vaksin penyakit menular
4. Pelayanan
vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
5. Pelayanan
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
6. Pencegahan
penularan penyakit endemik
7. Pemusnahan/karantina
sumber penyebab penyakit menular
8. Peningkatan
imuunisasi
9. Peningkatan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
10. Peningkatan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
11. Monitoring,
evaluasi dan pelaporan
Usaha - usaha pencegahan penyakit dan
tindakan efektif terhadap penyebaran penyakit menular dapat dilakukan antara
lain :
1. Control
terhadap sumber atau reservoir infeksi
Kasus atau karier penyakit yang
merupakan sumber utama infeksi dapat di control dengan cara :
a. Diagnosis
dini
b. Notifikasi
c. Isolasi
d. Terapi
e. Karantina
f. Surveilans
epidemiologi
g. Desinfeksi
2. Memutuskan
rantai penularan
Penularan penyakit dari orang sakit
kepada orang lain dapat melalui beberapa jalan. Untuk mencegah terjadinya
penularandapat dengan cara melakukan blockade atau memutus rantai penularan.
a.
Vehicle
transmission
b.
Vector
transmission
c.
Airbome
transmission
d.
Contact
transmission
3. Proteksi
pada kelompok penduduk yang rentan
a. Imunisasi
aktif
b. Imunisasi
pasif
c. Kemoprofilaksis
d. Pendidikan
kesehatan
D.
Hygiene
dan Sanitasi Lingkungan
1.
Pengertian
Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
a.
Hygiene
Kata “hygiene” berasal dari
bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth,
J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama
seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada
beberapa yang intinya sama yaitu:
1)
Ilmu yang mengajarkan cara-cara
untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan social untuk mencapai
tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
2)
Suatu pencegahan penyakit yang
menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan
tempat orang tersebut berada.
3)
Keadaan dimana seseorang,
makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat) dan bebas pencemaran yang
diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
4)
Menurut Brownell, hygine adalah
bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan.
5)
Menurut Gosh, hygiene adalah
suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor yang membantu/mendorong
adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat.
6)
Menurut Prescott, hygiene
menyangkut dua aspek yaitu:
- Yang menyangkut individu (personal hygiene)
- Yang menyangkut lingkungan (environment)
- Yang menyangkut individu (personal hygiene)
- Yang menyangkut lingkungan (environment)
Dalam industry
makanan/catering, penerapan standar hgiene yang tinggi perlu dilakukan dalam
mengolah makanan agar mampu memproduksi makanan yang aman untuk dikonsumsi.
Aman artinya bebas dari hal-hal yang membahayakan, merugikan dan bebas dari
kerusakan.
b.
Sanitasi
Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:
Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:
1)
Sanitasi adalah suatu usaha
pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia.
2)
Upaya menjaga pemeliharaan agar
seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas
pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
3)
Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH,
sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat.
4)
Menurut Ehler & Steel,
sanitation is the prevention od diseases by eliminating or controlling the
environmental factor which from links in the chain of tansmission.
5)
Menurut Hopkins, sanitasi adalah
cara pengawasan terhadap factor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh
terhadap lingkungan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha
pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara
orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.
Beberapa manfaat dapat kita
rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita, misalnya:
a.
Mencegah penyakit menular
b.
Mencegah kecelakaan
c.
Mencegah timbulnya bau tidak
sedap
d.
Menghindari pencemaran
e.
Mengurangi jumlah (presentase
sakit)
f.
Lingkungan menjadi bersih, sehat
dan nyaman
2.
Ruang Lingkup
Hygiene dan Sanitasi
a.
Ruang Lingkup
Hygiene
Masalah hygiene tidak dapat
dipisahkan dari masalah sanitasi, dan pada kegiatan pengolahan makanan masalah
sanitasi dan hygiene dilaksanakan bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja
bersih sangat membantu dalam mengolah makanan yang bersih pula.
Ruang lingkup hygiene meliputi:
a.
Hygiene perorangan
b.
Hygiene makanan dan minuman
b.
Ruang Lingkup Sanitasi
Berdasarkan
pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya pencegahan
penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992
pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan
sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau
wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan
perilaku.
Kualitas
lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara
lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja
antra perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus
dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek
sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran,
taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kegiatan sanitasi di hotel
meliputi aspek sebagai berikut:
1)
Penyediaan air bersih/ air minum
(water supply) Meliputi hal-hal sebagai berikut:
-
Pengawasan terhadap kualitas dan
kuantitas
-
Pemanfaatan air
-
Penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui air
-
Cara pengolahan
-
Cara pemeliharaan.
2)
Pengolahan sampah (refuse disposal)
Meliputi hal-hal berikut :
-
Cara/system pembuangan
-
Peralatan pembuangan dan cara penggunaannya
serta cara pemeliharaannya
3)
Pengolahan makanan dan minuman
(food sanitation) Meliputi hal-hal sebagai berikut:
-
pengadaan bahan makanan/bahan
baku
-
Penyimpanan bahan makanan/bahan
baku
-
Pengolahan makanan
-
Pengangkutan makanan
-
Penyimpanan makanan
-
Penyajian makanan
4)
Pengawasan/pengendalian serangga
dan binatang pengerat (insect and rodent control) Meliputi cara pengendalian
vector
5)
Kesehatan dan keselamatan kerja,
Meliputi hal-hal sebagai berikut:
-
Tempat/ruang kerja
-
Pekerjaan
-
Cara kerja
-
Tenaga kerja/pekerja
E. HIPERKES (Higiene
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamata Kerja)
Kata Hiperkes sebenarnya
singkatan dari Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Hiperkes merupakan
penggabungan dari higiene perusahaan dan Kesehatan Kerja. Higiene perusahaan (higiene
industri, higiene okupasi, higiene kerja) (industrial-occupational hygiene)
adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang lingkup
dedikasinya adalah : mengenali, mengukur, dan melakukan penilaian (evaluasi)
terhadap faktor penyebab gangguan kesehatan atau penyakit dalam lingkungan
kerja dan perusahaan. Hasil pengukuran dan evaluasi demikian dipergunakan
sebagai dasar tindakan korektif serta guna pengembangan pengendalian yang lebih
bersifat preventif terhadap lingkungan kerja/perusahaan. Dengan menerapkan
higiene perusahaan kesehatan tenaga kerja dapat dilindungi dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya faktor lingkungan yang mungkin
diakibatkan oleh beroperasinya suatu perusahaan. Jelas sifat-sifat higiene perusahaan
:
1.
Sasaran adalah lingkungan kerja;
2.
Bersifat teknis-teknologis
Adapun Kesehatan Kerja adalah
spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan
agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan sebaik-baiknya (dalam
hal dimungkinkan; bila tidak, cukup derajat kesehatan yang optimal), fisik,
mental, emosional, maupun sosial, dengan upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
pekerjaan dan/atau lingkungan kerja, serta terhadap penyakit pada umumnya.
Jelas sifat-sifat kesehatan kerja :
1.
Sasaran adalah manusia;
2.
Bersifat medis/kesehatan
Penggabungan higiene perusahaan
dan kesehatan kerja (Hiperkes) dalam satu kesatuan upaya berarti
tergalangnyasinergi dari dua disiplin medis dan teknik secara serasi, sehingga
terbuka peluang kedua golongan profesi dan keahlian yang sangat berlainan itu
berbaur dan bekerjasama dan merupakan conditio sine quanon (syarat mutlak)
untuk keberhasilan penyelenggaraan higiene perusahaan dan kesehatan kerja
(Hiperkes).
Keselamatan Kerja adalah
keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahan, landasan kerja, dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan
pekerjaan dan proses produksi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang
yang berada di perusahaan. Dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh,
dan untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di perusahaan serta
masyarakat sekitar perusahaan yang mungkin terkena dampak akibat suatu proses
produksi industri. Dengan demikian jelas bahwa keselamatan kerja adalah
merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera, cacat atau kematian, kerugian
harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan lingkungan secara luas.
Indikator keselamatan dan
kesehatan kerja (k3), meliputi :
1.
Faktor manusia/pribadi
Faktor manusia disini meliputi,
antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan
dan keterampilan, dan stress serta motivasi yang tidak cukup
2.
Faktor kerja/lingkungan
Meliputi, tidak cukup
kepemimpinan dan pengawasan, rekayasa, pembelian/pengadaan barang, perawatan,
standar-standar kerja dan penyalah gunaan.
Dari beberapa uraian diatas dapat
ditarik kesimpulan mengenai indikator tentang keselamatan dan kesehatan kerja
(k3) meliputi: faktor lingkungan dan faktor manusia. (Anoraga, 2005, hal 76)
mengemukakan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (k3) meliputi :
1.
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat
dimana seseorang atau keryawan dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja
dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, suhu, penerangan, dan situasinya
2.
Alat kerja dan bahan
Alat kerja dan bahan merupakan
hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam
memproduksi barang alat-alat kerja sangatlah vital digunakan oleh para pekerja
dalammelakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-bahan
utama yang akan dijadikan barang.
3.
Cara melakukan pekerjaan
Setiap bagian-bagian produksi
memiliki cara melakukan pekerjaan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh
karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua
aktifitas pekerjaan.
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Kesehatan dan keselamatan kerja
diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia
sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
2.
Aspek perlindungan dalam hyperkes
meliputi :
a.
Tenaga kerja dari semua jenis dan
jenjang keahlian
b.
Peralatan dan bahan yang
dipergunakan
c.
Faktor-faktor lingkungan fisik,
biologi, kimiawi, maupun sosial.
d.
Proses produksi
e.
Karakteristik dan sifat pekerjaan
f.
Teknologi dan metodologi kerja
3.
Penerapan Hyperkes dilaksanakan
secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri
barang maupun jasa.
4.
Semua pihak yang terlibat dalam
proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha
hyperkes.
F.
Hubungan
Kesehatan dengan Perilaku Kesehatan
1. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian
yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social,
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
2. Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap
suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi
spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak
disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak
sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu
amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia
mampu mengubah perilaku tersebut.
3. Perilaku
Kesehatan
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok :
a. Perilaku
pemeliharaan kesehatan (health
maintenance)
Usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek :
1) Perilaku
pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
2) Perilaku
peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
3) Perilaku
gizi (makanan dan minnuman)
b. Perilaku
pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan kesehatan
Upaya seseorang pada saat menderita dan
atau kecelakaan.Dimulai dari pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke
luar negeri.
c. Perilaku
kesehatan lingkungan
Klasifikasi tentang perilaku kesehatan,
diantaranya :
1) Perilaku
hidup sehat
Kegiatan seseorang untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup :
a) Menu
seimbang
b) Olahraga
teratur
c) Tidak
merokok
d) Tidak
meminum-minuman keras dan narkoba
e) Istirahat
yang cukup
f) Mengendalikan
stress
g) Perilaku
atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
2) Perilaku
sakit
Respon seseorang terhadap sakit dan
penyakit. Persepsinya terhadap sakit pengetahuan tentang penyebab dan gejala
penyakit, pengobatan penyakit dsb.
3) Perilaku
peran sakit
Perilaku ini mencakup :
a) Tindakan
untuk memperoleh kesembuhan
b) Mengenal
atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang
layak.
c) Mengetahui
hak, misalnya memperoleh perawatan.
4. Hubungan
Kesehatan dengan Perilaku
Hubungan kesehatan dengan perilaku
sangatlah erat dan saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin
dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan
mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting
adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri
kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup yang sehat.
G.
Epidemologi
dalam Kesehatan Masyarakat
1. Pengertian Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal
kata, epidemiologi berarti ilmu yang memepelajari tentang penduduk (yunani: epi
= pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini
epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Beberapa pengertian
secara umum dan setengah awam, dapat dibaca dalam kamus atau ensiklopedia umum
antara lain sebagai berikut:
a. Webster’s
New World Dictionary of the American Languange, Epidemiologi adalah cabang ilmu
kedokteran yang menyelidiki penyebab-penyebab dan cara pengendalian
wabah-wabah.
b. Kamus
Besar Bahasa Indonesia terbtan Balai Pustaka, Dep Dik Bud 1990: Epidemiologi
adalah ilmu tentang penyebaran penyakit menular pada manusia dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi penyebarannya.
c. Ensiklopedia
Nasional Indonesia terbitan PT Cipta Adi Pustaka , Jakrta 1989 : Epidemiologi
adalah suatu cara untuk meneliti penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan
penduduk termasuk faktor – faktor yang menyebabkannya
2.
Jenis Epidemiologi
Secara sederhana, studi
epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
a. Epidemiologi
deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong
lintang/studi prevalensi atau survei.
b. Epidemiologi
analitik terdiri dari :
1)
Non eksperimental:
a)
Studi kohort / follow up / incidence
/ longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikan sebagai
sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
b)
Studi kasus kontrol/case control
study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.
c)
Studi ekologik. Studi ini memakai
sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris fakto resiko
atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya,
polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota
besar.
2)
Eksperimental
Dimana penelitian dapat melakukan
manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect
relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap
penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi
eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Clinical
Trial. Contoh :
·
Pemberian obat hipertensi pada orang
dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinya stroke.
·
Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu
hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.
b) Community
Trial. Contoh : Studi Pemberian zat
flourida pada air minum.
3. Batasan Epidemiologi
Pada saat ini epidemiologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam
pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni:
a.
Frekuensi masalah kesehatan
Frekuensi masalah kesehatan dini
dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada
sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan
dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah
kesehatan yang dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran
atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
b.
Penyebaran masalah kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran
masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada pengelompokkan masalah
kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan
banyak macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni
menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu
(time)
c.
Faktor-faktor yang memepengaruhi
Yang dimaksud dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada faktor penyebab
dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan
ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.
Untuk itu ada tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa
tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa
yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya
penybab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah
penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.
4. Ruang Lingkup Epidemiologi
Seperti berbagai cabang ilmu
lainnya, epidemiologi juga mempunyai ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang
lingkup yang dimaksud secara sederhana dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
a.
Masalah kesehatan sebagai subjek
dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar
mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup
masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah
keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan,
pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
b.
Masalah kesehatan pada sekelompok
manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam
mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian
terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga
berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
c.
Pemanfaatan data tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya
suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat
mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah
tersebut dengan cara menganalisis data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian
dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
5. Manfaat Epidemiologi
Dari batasan dan ruang lingkup
pengertiannya , maka epidemiologi sebagai kumpulan metoda pengamatan yang
mencakup berbagai bidang ilmu juga mempunyai manfaat yang cukup luas, terutama
dalam ilmu kesehatan masyarakat maupun ilmu kedokteran pada umumnya. Meskipun
demikian manfaat utama epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat
epidemiologi pada hakekatnya secara garis besarnya dapat dikelompokkan antara
lain sebagai berikut:
a.
Untuk mengenali dan memahami
penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Sesuai dengan batasannya ,maka
epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan memahami proses terjadinya
dan penyebarannya penyakit dan masalah kesehatan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
b.
Untuk melengkapi ‘body of knowledge’ dan ‘riwayat ilmiah
penyakit’. Suatu pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya
‘penelitian’ yang hasilnya diharapkan akan dapat lebih melengkapi ‘ riwayat
alamiah penyakit’ yang sekaligus juga merupakan ‘body of knowledge’ dari penyakit atau masalah kesehatan yang
bersangkutan.
c.
Untuk dapat diaplikasikan dalam
upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit atau maslah kesehatan. Segala
upaya untuk selalu lebih melengkapi pemahaman kita tentang ‘riwayat alamiah
penyakit’ tidak lain maksudnya adalah agar kita dapat menemukan jalan keluar
dalam upaya menanggulangi masalah penyakit tadi.
6. Peranannya dalam Pemecahan
Masalah Kesehatan di Masyarakat
Meninjau dari penjelasan tentang
pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahli epidemiologi atau
epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat. Ada
beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:
a.
Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu
dalam usaha mencari data untuk penanggulangan serta cara pencegahannya.
b.
Menyiapkan data / informasi untuk
keperluan program kesehatan dengan menilai status kesehatan dalam masyarakat
serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yang terancam.
c.
Membantu menilai beberapa hasil
program kesehatan.
d.
Mengembangkan metodologi dalam
menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan (
tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB ) / wabah
dalam masyarakat.
Epidemiologi juga memiliki
manfaat penting dalam menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat yaitu
memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi), besar dan
luasnya masalah kesehatan dan lainnya ,menjelaskan interaksi faktor-faktor
agent, host and environment ,menguraikan kelompok Penduduk yang dalam risiko
dan risiko tinggi terhadap kelompok Penduduk yang tidak mempunyai Risiko
,mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan , membantu
pekerjaan administratif kesehatan yaitu planning (perencanaan) ,monitoring
(pengamatan) ,dan evaluation (evaluasi) , menerangkan penyebab masalah
kesehatan sehingga dapat disusun langkah-langkah penanggulangannya, Dapat
menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit, Dapat menerangkan keadaan
suatu masalah kesehatan yaitu: Epidemi, Pandemi, Endemi, dan Sporadik.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. kesehatan
masyarakat adalah sama dengan sanitasi. kesehatan masyarakat adalah ilmu dan
seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua
hal tersebut. Sebagai ilmu, kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2
disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial.
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: faktor
Perilaku, Lingkungan, Keturunan, dan Pelayanan Kesehatan.
2. Upaya
kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak
balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat
dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait
kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong,
yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini
tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman
kanak-kanak.
3. Usaha
- usaha pencegahan penyakit dan tindakan efektif terhadap penyebaran penyakit
menular dapat dilakukan antara lain :
1. Kontrol
terhadap sumber atau reservoir infeksi
2. Memutuskan
rantai penularan
3. Proteksi
pada kelompok penduduk yang rentan
4. Sanitasi
ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada orangnya. Sanitasi
adalah Usaha kesehatan prevenif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia. Hygiene adalah Usaha kesehatan preventif
yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha
kesehatan pribadi hidup manusia.
5. Hiperkes
singkatan dari Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Hiperkes merupakan
penggabungan dari higiene perusahaan dan Kesehatan Kerja. Higiene perusahaan
(higiene industri, higiene okupasi, higiene kerja) (industrial-occupational
hygiene) adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang lingkup
dedikasinya adalah : mengenali, mengukur, dan melakukan penilaian (evaluasi)
terhadap faktor penyebab gangguan kesehatan atau penyakit dalam lingkungan
kerja dan perusahaan.
6. Hubungan
kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu
yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
7. Epidemiologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua
kelompok sebagai berikut :
1.
Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau survei.
2. Epidemiologi analitik terdiri dari :
- Non eksperimental
- Eksperimental.
B.
Saran
1. Kesadaran
dari masyarakat harus lebih di tingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan
masyarakat yang sebaik-baiknya dan yang setingi-tinnginya.
2. Bagi
masyarakat diharapkan makalah ini bisa digunakan sebagai bahan informasi dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dengan turut aktif dalam pendidikan kesehatan
yang ada.
3. Diharapkan
pembaca dapat memahami isi makalah kami dan memperluas wawasan dari berbagai
sumber lain. Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan, Kami harapkan saran
dari pembaca untuk kemajuan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar,
A., 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan
Lingkungan, P.T. Mutiara Sumber Widya. Jakarta
Chandara,
Budiman., 2007. Pengantar Kesehatan
Lingkungan, Penerbit Buku Kedoteran. Jakarta.
Departemen
Kesehata.2001. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
DR. Suma’mur P. K, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Sagung Seto; 2.
Tarwaka, PGDip. Sc., M. Erg, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Harapan
Press
Mubarak,
I.W., Chayatin, N., 2009. Ilmu Kesehaya
Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Salemba Medika. Jakarta
Diah.,
2013. Hygiene (Kesehatan Masyarakat) Dan
Sanitasi Lingkungan (online) http://diahphie.blogspot.com/. Diakses 13 Oktober 2014.
Keman,
S. 2005. Kesehatan Prumahan Dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol 2 No 1. Hal 29-42 Juli 2005
Nakamura,
Yasuhide. 2010. Maternal and Child Health
Handbook in Japan. JMAJ 53 (4):259-265.
Mubarok, Wahid iqbal., Chayatin, Nurul. 2009.
Ilmu Kesehatan Masarakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Sumber
Widya, Jakarta. Amelia, W., 2010. Epidemiologi
Dan Peranannya Didalam Pemecahan Masalah Kesehatan Di Masyarakat (online) http://windaamelia.wordpress.com/2010/10/15/tugas-makalah-epidemiologi/. Diakses 13 Oktober 2014.
0 komentar:
Posting Komentar